Bukaaaaannn...
Postingan ini bukan berisi resep martabak berwarna merah mentereng. Ini cuma sedikit review nggak penting dari tukang jajan (baca : saya -red).
Sebagai penggemar martabak, biasanya saya ngga pernah beralih dari 2 type martabak. Martabak manis keju dan martabak telur. Selalu menu itu-itu saja yang dipesan. Pernah nyobain martabak 'kekinian' macam martabak nutella dan toblerone... ngga suka! not my kinda thing..
Nah suatu sore di bulan Ramadhan lalu, saya melewati daerah Menteng, tertarik dengan plang besar di ujung jalan, akhirnya mampirlah ke tempat yang udah berbulan-bulan bikin penasaran. Ceki2 menu... dan pesen martabak red velvet oreo cheese cream yang konon jadi andalan disini.
Begini penampakannya...
Diluar dugaan.. martabak ini punya tekstur fluffy dan moist, lembut dan buttery. Rasanya juga ngga terlalu manis, dengan sedikit semburat rasa gurih keju dan homemade cream cheese. Untuk oreo remuk yang dicampur didalamnya ngga usah ditanya lagi lah ya.. pokoknya martabak ini punya sensasi rasa unik yang membuat lidah ngga pengen berhenti ngunyah... ah itu sih sayaaaahhh ajaaahhh!
Ini pricelistnya ...
Lokasi :
Jl. HOS Cokroaminoto No.1,
Menteng, Jakarta.
Phone : ( 021 ) 3915757 / 081585888588
IG : @martabakkumenteng
Live, Love, Laugh...
Rabu, 19 Agustus 2015
Selasa, 18 Agustus 2015
Senin, 17 Agustus 2015
Separation Anxiety
Tiap menunggu Nevan di sekolah, ada satu anak yg menarik perhatian saya. Seorang gadis cilik berusia 6 tahun, dg pipi gembil, kulit kecoklatan dan rambut dikuncir dua. Secara visual, saya seperti melihat diri saya 30-an tahun lalu.
Tapi bukan itu sih ceritanya. Gadis cilik yang bernama Ara ini terlihat selalu didampingi sang ayah. Mulai dari jam mulai belajar sampai saatnya pulang, sang ayah berada tak jauh dari sisinya. Menunggu dengan sabar di depan kelas. Bahkan pada jam pelajaran olahraga, sang ayah juga duduk di pinggir lapangan bersama Ara. Gadis cilik ini seperti mengalami "separation anxiety". Hal ini bisa dibilang lumrah untuk anak di usia pra sekolah dan di awal-awal tahun ajaran baru.
Hampir 30 tahun lalu kejadian yang nyaris serupa menimpa saya. Sepanjang kelas 1 dan 2 sekolah dasar, bisa dihitung dengan jari, berapa kali saya duduk di kelas tanpa ditunggui bapak atau mama. Masih jelas dalam ingatan saat bapak duduk di depan pintu kelas dengan bangku kecil, dan dengan sabar menunggui gadis kecilnya yang merajuk bila ditinggal.
Gangguan 'separation anxiety' bukan hanya menimpa anak2. Remaja bahkan orang dewasa juga bisa mengalaminya. Kecemasan berlebihan akan kehilangan orang yang dicintai dan ketakutan akan sesuatu yang buruk akan terjadi, menjadi pangkal semua masalah.
Berikut tips tips mengelola separation anxiety pada anak seperti yang diambil dari https://kurniaberbagi.wordpress.com/2015/03/10/mengenal-separation-anxiety-kecemasan-akan-perpisahan/
1. Kondisikan kepada anak jika Anda hendak meninggalkan anak Anda. Anda tidak perlu terlalu khawatir dan membatalkan perjalanan atau pekerjaan Anda. Anda tetap bisa meninggalkan anak Anda dengan cara mengkondisikan tentang tujuan Anda. Beritahukan kepada anak bahwa “Ayah harus bekerja sekarang ! Sebentar lagi pasti kembali” atau “Ibu pergi ke pasar dulu ! Adek di sini dulu ya ! Main sama mbak !”. Jelaskan kepada anak alasan Anda pergi dan yakinkan anak bahwa Anda pasti kembali.
2. Berikan kesibukan kepada anak. Sebelum pergi, Anda bisa memberikan kesibukan kepada anak Anda. Misalkan, bermain dengan permainan yang disukainya atau dengan menidurkan anak Anda sebelum anda berangkat. Dengan memberi kesibukan lain dengan pengasuh atau anggota keluarga Anda yang lain (kakek, nenek, kakak) maka anak Anda bisa sejenak bermain atau melakukan kesibukan lain dan dapat beradaptasi dengan perpisahan.
3. Ajari anak tentang kesabaran. Anda bisa menanamkan kesabaran terhadap anak Anda. Jangan takut untuk sementara berpisah dengan anak Anda. Jangan biarkan anak terlalu terpaut dengan Anda. Biarkan anak Anda dapat melatih dirinya untuk sabar menunggu sampai Anda pulang. Tapi yang harus diperhatikan oleh orang tua, anak tetap harus diperhatikan kebutuhannya dan ajaklah anak Anda bermain atau melakukan aktifitas bersama Anda jika Anda sedang bersamanya.
4. Pasangan suami istri harus bekerjasama di dalam mengelola separation anxiety ini. Antara pasangan suami istri harus bersama sama merawat anak dan meyakinkan anak untuk dapat kuat di dalam mengelola ketakutan mereka. Kerjasama yang kuat dan harmonis sangat diperlukan bagi tumbuh kembang anak.
Saya sendiri survived dari 'separation anxiety' selepas kelas 2 SD. Kebetulan kemampuan akademik saya masih cukup baik walaupun tertinggal beberapa bulan pelajaran. Saya bisa masuk kelas 'akselerasi' dan langsung lompat ke kelas 4 SD.
Note : Tulisan ini menerbitkan rindu terhadap sosok almarhum bapak..
Tapi bukan itu sih ceritanya. Gadis cilik yang bernama Ara ini terlihat selalu didampingi sang ayah. Mulai dari jam mulai belajar sampai saatnya pulang, sang ayah berada tak jauh dari sisinya. Menunggu dengan sabar di depan kelas. Bahkan pada jam pelajaran olahraga, sang ayah juga duduk di pinggir lapangan bersama Ara. Gadis cilik ini seperti mengalami "separation anxiety". Hal ini bisa dibilang lumrah untuk anak di usia pra sekolah dan di awal-awal tahun ajaran baru.
Hampir 30 tahun lalu kejadian yang nyaris serupa menimpa saya. Sepanjang kelas 1 dan 2 sekolah dasar, bisa dihitung dengan jari, berapa kali saya duduk di kelas tanpa ditunggui bapak atau mama. Masih jelas dalam ingatan saat bapak duduk di depan pintu kelas dengan bangku kecil, dan dengan sabar menunggui gadis kecilnya yang merajuk bila ditinggal.
Gangguan 'separation anxiety' bukan hanya menimpa anak2. Remaja bahkan orang dewasa juga bisa mengalaminya. Kecemasan berlebihan akan kehilangan orang yang dicintai dan ketakutan akan sesuatu yang buruk akan terjadi, menjadi pangkal semua masalah.
Berikut tips tips mengelola separation anxiety pada anak seperti yang diambil dari https://kurniaberbagi.wordpress.com/2015/03/10/mengenal-separation-anxiety-kecemasan-akan-perpisahan/
1. Kondisikan kepada anak jika Anda hendak meninggalkan anak Anda. Anda tidak perlu terlalu khawatir dan membatalkan perjalanan atau pekerjaan Anda. Anda tetap bisa meninggalkan anak Anda dengan cara mengkondisikan tentang tujuan Anda. Beritahukan kepada anak bahwa “Ayah harus bekerja sekarang ! Sebentar lagi pasti kembali” atau “Ibu pergi ke pasar dulu ! Adek di sini dulu ya ! Main sama mbak !”. Jelaskan kepada anak alasan Anda pergi dan yakinkan anak bahwa Anda pasti kembali.
2. Berikan kesibukan kepada anak. Sebelum pergi, Anda bisa memberikan kesibukan kepada anak Anda. Misalkan, bermain dengan permainan yang disukainya atau dengan menidurkan anak Anda sebelum anda berangkat. Dengan memberi kesibukan lain dengan pengasuh atau anggota keluarga Anda yang lain (kakek, nenek, kakak) maka anak Anda bisa sejenak bermain atau melakukan kesibukan lain dan dapat beradaptasi dengan perpisahan.
3. Ajari anak tentang kesabaran. Anda bisa menanamkan kesabaran terhadap anak Anda. Jangan takut untuk sementara berpisah dengan anak Anda. Jangan biarkan anak terlalu terpaut dengan Anda. Biarkan anak Anda dapat melatih dirinya untuk sabar menunggu sampai Anda pulang. Tapi yang harus diperhatikan oleh orang tua, anak tetap harus diperhatikan kebutuhannya dan ajaklah anak Anda bermain atau melakukan aktifitas bersama Anda jika Anda sedang bersamanya.
4. Pasangan suami istri harus bekerjasama di dalam mengelola separation anxiety ini. Antara pasangan suami istri harus bersama sama merawat anak dan meyakinkan anak untuk dapat kuat di dalam mengelola ketakutan mereka. Kerjasama yang kuat dan harmonis sangat diperlukan bagi tumbuh kembang anak.
Saya sendiri survived dari 'separation anxiety' selepas kelas 2 SD. Kebetulan kemampuan akademik saya masih cukup baik walaupun tertinggal beberapa bulan pelajaran. Saya bisa masuk kelas 'akselerasi' dan langsung lompat ke kelas 4 SD.
Note : Tulisan ini menerbitkan rindu terhadap sosok almarhum bapak..
Sekeping Jiwa Istimewa
Jika yang kamu cari kesempurnaan fisik semata, seiring berjalannya waktu.. perlahan akan pudar.
Jika yang kamu cari kemapanan materi, dalam hitungan detik bisa hilang, karena Tuhan memberi dan mengambil semua darimu sesuai kehendakNya.
Temukan yang bisa memberikan ketenangan jiwa.
Temukan yang bisa menenangkan hati.
Temukan yang bisa membentukmu menjadi manusia yang lebih baik, setiap hari, sepanjang hidupmu.
Temukan ia, dengan sekeping jiwa istimewa, yang tidak menjanjikanmu kehidupan manis semata namun menemanimu menjalani terjalnya tebing kehidupan.
Jika yang kamu cari kemapanan materi, dalam hitungan detik bisa hilang, karena Tuhan memberi dan mengambil semua darimu sesuai kehendakNya.
Temukan yang bisa memberikan ketenangan jiwa.
Temukan yang bisa menenangkan hati.
Temukan yang bisa membentukmu menjadi manusia yang lebih baik, setiap hari, sepanjang hidupmu.
Temukan ia, dengan sekeping jiwa istimewa, yang tidak menjanjikanmu kehidupan manis semata namun menemanimu menjalani terjalnya tebing kehidupan.
Pinch Cake alias Kue Cubit
kue cubit green tea yang bubuk green tea nya ngga terlalu banyak
kue cubit original pake meisjes kesukaan Nevan
Bahan :
- 2 butir telur
- 100gr gula pasir
- 100gr tepung terigu
- 100gr margarin, lelehkan
- 1/2 sdt vanili ekstrak
- 1/2 sdt soda kue
- 1/2 sdt baking powder
- 1/2 sdt green tea bubuk yang dilarutkan dengan 3 sdm air panas (untuk yg rasa green tea)
- 125 ml susu cair
- Masukkan telur dan gula, kocok sampai mengembang dan warnanya berubah menjadi pucat.
- Masukkan tepung terigu, sedikt demi sedikit dan aduk hingga rata. Tuang margarin cair, aduk lagi.
- masukkan soda kue, baking powder, dan vanili, dan larutan green tea bubuk (optional tergantung rasa kue cubit, kalo masukkin bubuk green tea juga jangan banyak-banyak karena paiittttttt...) . Aduk kembali.
- Masukkan susu cair dan aduk hingga rata. Supaya agak mengembang, adonan jangan langsung dimasak, tapi diamkan dulu selama kurleb 5 menit.
- Panaskan cetakan kue cubit diatas api paling kecil yang sudah diolesi margarin, masukkan adonan dan toping sesuai selera. Favoritku 1/2 mateng, tapi dikira-kira sendiri aja pake biting/tusuk gigi untuk tingkat kematangannya. Makannya paling enak dalam keadaan masih panas dan cara makannya dengan mencubit-cubit sedikit demi sedikit. Makanya disebut kue cubit. Kalo dicolek-colek aja namanya kue colek, kalo dijawil-jawil ya namanya kue jawil...
Minggu, 16 Agustus 2015
Aku Wanitamu
Wanita tercipta dari rusuk lelaki.
Wanita itu sayap kiri lelaki.
Wanita berhati lembut dan kuat emosi.
Wanita itu butuh dilindungi
Wanita itu harus dijaga perasaan dan keamanannya
Wanita itu tegar, walaupun berkali-kali disakiti namun tetap mampu mencinta.
Wanita itu akan selalu memberikan apapun yang kamu butuhkan darinya.
Tapi, wanita itu selalu butuh kamu.. wahai lelakiku.
Wanita itu aku.
Wanita itu sayap kiri lelaki.
Wanita berhati lembut dan kuat emosi.
Wanita itu butuh dilindungi
Wanita itu harus dijaga perasaan dan keamanannya
Wanita itu tegar, walaupun berkali-kali disakiti namun tetap mampu mencinta.
Wanita itu akan selalu memberikan apapun yang kamu butuhkan darinya.
Tapi, wanita itu selalu butuh kamu.. wahai lelakiku.
Wanita itu aku.
Selasa, 11 Agustus 2015
Selintas
Orang lain hanya melihat wajah, hanya kita yang tahu persis apakah tawa itu bahagia atau tidak, apakah tangis itu sedih atau tidak.
Sesungguhnya, kita juga yang paling tahu apakah kita tulus atau tidak.
Orang lain hanya melihat luar, kita tidak perlu menggapai seluruh catatan hebat menurut versi manusia sedunia.
Kita hanya perlu merengkuh rasa damai, dalam hati kita sendiri.
-Gurutta, Rindu by Darwis Tere Liye-
Langganan:
Postingan (Atom)